B. Fase Pegmatik (Pegmatic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan sekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Kristalisasi dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan sekelilingnya, sehingga batuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : Logam-logam ringan (Li-silikat, Be-Silikat(BeAl-Silikat), Al-rich silikat), Logam-logam berat (An, Au, W, dan Mo), Unsur-unsur jarang (Niobium, Lodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, u, Ti), batuan mulia (rubi, saphire, beryl, topaz, tormalin rose, rose quartz, smoki quartz, rock crystal).
C. Face Pneumatolitik (Pneumatolitic Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. dari sudut geologi ini disebut kontak-metamorfisme karena adanya gejala kontak antara betuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. mineral kontak ini dapat terjadi bilauap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontakdengan batuan dindingyang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit(CaSiO3), amphobol, Kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu : baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Ignoeus metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah(altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memancar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur, sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement) dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bomit, dan beberapa molibdenit. sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa besi, pada umunya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
D. Fase Hidrothermal (Hidrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "agueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal 2 macam endapan hidrothermal, yaitu :
- Cafity filling, mengisi lubang-lubang yang sudah ada dalam batuan.
- Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain ephithermal(T00C-2000C), Mesothermal (T1500-3500c), dan hipothermal (T3000c-5000c). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik). berikut altersi yang ditimbulkan berbagai macam batuan dinding. tetapi mineral-mineral seperti pirit (FeS2), Kuarsa (SiO2), Kalkopirit(cuFeS2), Florida-florida hampir selalu terdapat dalam ketiga tipe endapanhidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah emas(Au), magnetit(Fe3O4), hematit(Fe2O3), kalkopirit(CuFeS2), arsenopirit(FeAsS), pirrotit(FeS), galena(PbS), pentlandit(niS), wolframit : Fe(Mn)WO4, scheelit(CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-Sulfida(MoS2), Ni-Cosulfida, nikkelit (NiAs), Spalerit(ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat. Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu Sulfida, SB sulfida, Stibnit (Sb2S3), tetrahedrit(Cu,Fe)12SB4S13, Bornit (Cu2S), Galena(PbS), kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral gangue nya : kabonat-karbonat, kuarsa, pirit.
ParagenesisEndapan ephitermal dan mineral gangue nya adalah native cooper(Cu), argentit (AgS), Golongan Ag-Pb komplek sulfida, markasit(FeS2), pirit (FeS2), cinabar(HgS), realgar(AsS), Antimonit(Sb2S3), Stannit(CuFeSn), dengan mineral-mineral gangue nya : kalsedon(SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit(BaSO4, zeolit(al-silikat).
E. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan Phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
- Lava flow
- Ekshalasi, - dibagi menjadi : fumarol(terutama terdiri dari uap air H2o), Solfatar(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), Safroni (berbentuk baron).
- Mata air panas, - Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari vase vulkanik adalah belerang (kristal belerang, dan lumpur belerang), oksida besi(misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut sebagai contoh endapan tembaga, timbal, seng kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Proses Pembentukan endapan Sedimenter
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitanya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrothermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan daerah Bangka Belitung, dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan Sedimenter karena pelapukan limiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan Laterit Nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/Selatan.
Y.B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal di bagi 2 : yaitu endapan supergen, endapan yang metalnya berdasarkan dari hasil rombakan batuan atau bijih primer, serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktifitas magma/epithermal). sedangkan berdasarkan host rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi 2 yaitu endapn signetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik( endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
Seumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batu bara, dan minyak bumi, serta dari magma dari kerak bumi atau vulkanisme (hipogene).
Mineral bijih dibentuk oleh hasil rombakan dan proses kimia sebagai hasil pelapukan permukaan dan transportasi
Secara normal materila bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami trasportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispresi geokimia. berbeda dengan dispresi mekanis, dispresi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispresi.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi didalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi dipermukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersiprimer oleh proses yang biasanya terjadi dipermukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi dan pengendapan. bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya. Sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif lebih jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa mobilitasnya rendah.
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan kearah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut akan menjadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
2. Cebakan Mineral Dibentuk Oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini dibentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilihan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, Kasiterit, Magnetit, Monasit, Ilmenit, Zirkon, Intan, Garnet, Tantalum, Rutil, Dll.
Berdasarkan tempat dimana diendapan, Plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
- Endapan Plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. terbentuk dari perjalanan residu (goresan), lalu mengalami pelapukan setelah tercuci, contoh platina di Urals.
- Plaser aluvium, merupakan endapan plaser penting. terbentuk di aliran sungai oleh air yang mengalir kontinu, terpisahkan karena beda berat jenis, mineral bijih akan terendapkan dibagian bawah sungai. Pengayaan terjadi karena kecepatan aliran air menurun, contoh endapan disungai Bangka Belitung.
- Plaser Laut/pantai, endapan ini terbentuk karena gelombang (ombak) pantai mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Umumnya muneral disini adalah ilmenit, magnetit, monasit, zirkon, intan, rutil tergantung dari batuan terebrasi.
- Fosil Plaser, merupakan endapan primer purba yang mengalami pembatuan, kadang termetamorfkan, contoh Proterozoikum witwatersand di Afrika Selatan yg merupakan daerah emas terbesar di dunia.
3. Cebakan Mineral Dibentuk Oleh Proses Pengendapan Kimia
a. Lingkungan Darat
sistem kristal pada native element dapat dibagi 3 berdasarkan sifat mineral itu sendiri, bila logam seperti emas, perak, dan tembaga maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semi logam sepeti arsenik, dan bismuth maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non logam sistem kristalnya dapat berbeda-beda seperti sulfur, sistem kristalnya orthohombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, berkisar 6.
Dalam grub native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides, dan carbides.