Konsep Dan Tahapan Eksplorasi

     Eksplorasi adalah Penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai cadangan, bentuk, letak/sifat-sifat, mutu serta nilai ekonomi dari suatu cebakan mineral. Konsep kegiatan eksplorasi secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksplorasi tak langsung dan eksplorasi tak langsung.

Artikel Terkait : Pertambangan BatuBara   Proses-proses Geologi Dan Perubahan Bentang Alam

     Metoda eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metoda eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal sampai dengan detail). Beberapa metode (aspek) berhubungan dengan metoda eksplorasi langsung, adalah: 
  • Pemetaan geologi/alterasi
  • Tracing float, paritan dan sumur uji
  • Sampling (pengambilan dan preparasi conto)
  • Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran
      Metode eksplorasi tidak langsung ialah suatu metode eksplorasi yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari. Namun melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan. Beberapa metoda eksplorasi tidak langsung adalah :
  • Penginderaan jarak jauh
  • Metoda geofisika
  • Metoda geokimia
Konsep Eksplorasi langsung dan tak langsung dapat dilihat :
Konsep eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung

Eksplorasi Batubara secara Umum 
๐Ÿ‘‰ Strategi Eksplorasi
๐Ÿ‘‰ Metoda Eksplorasi
     Metoda untuk mendapatkan samples
        ⇏Sample singkapan
        ⇏Pemboran
      Core logging
         ⇏Data pemboran
         ⇏Chip samples
         ⇏Core samples
         ⇏Core recovery
         ⇏Pencatatan data
       Geofisika
        ⇏Metoda permukaan
        ⇏Downhole logging
๐Ÿ‘‰Study cekungan
๐Ÿ‘‰Implementasi program eksplorasi
     ⇏Tahap pre eksplorasi
     ⇏Tahap 1 - regional prospecting
     ⇏Tahap 2 - Evaluasi prospect
     ⇏Tahap 3 - Evaluasi detail
     ⇏Tahap 4 - Perencanaan tambang
     ⇏Tahap 5 - Penambangan
๐Ÿ‘‰ Hal lain yang berkaitan dengan program eksplorasi
๐Ÿ‘‰ Analytical program (Analisa kualitas batubara)

Skema Usaha Pertambangan

Strategi Eksplorasi
     Stategi (eksplorasi) adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan eksplorasi berskala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorable akan terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum pencarian yang sesungguhnya. Tujuan utama dari strategi menurut Griffitts(1967) adalah bagaimana mengarahkan semua usaha untuk mencapai sasaran eksplorasi yang dilaksanakan dengan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian semua unsur dalam suatu sistem penyerangan (attack). Maksud dari strategi eksplorasi adalah mereview tahapan eksplorasi yang pada akhirnya adalah menemukan dan menentukan satu atau beberapa blok batubara yang mineable.

Namun tujuan utama dan terpenting dalam strategi adalah dari segi ekonomi, yaitu:
  1. Effisiensi, mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin, ini menyangkut biaya dengan efektivitas dari metoda yang digunakan.
  2. Efektifitas, penggunaan metoda atau teknologi secara efektif. untuk setiap jenis cebakan atau akumulasi migas, digunakan petunjuk geologi yang berlainan. dan demikian juga untuk setiap jenis petunjuk geologi memerlukan metoda eksplorasi tersendiri. Hal ini adalah untuk mengoptimalkan  biaya dalam hubungan efektivitas metoda yang digunakan untuk menentukan ada atau tidak adanya gejala atau petunjuk yang dipakai dasar sebagai proses seleksi digunakan.
  3. Manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi, suatu gejala geologi yang menjadi petunjuk dapat saja di eksplorasi dengan suatu metoda tertentu secara akurat. Tetapi biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda yang kurang akurat tetapi cukup baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini terutama juga tergantung dari besarnya nilai objektif yang diharapkan. Misalnya dalam eksplorasi migas, penggunaan seismik yang mahal sering digunakan tahap awal dari suatu eksplorasi, tetapi dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang sama, survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya sangat menguntungkan. misalnya menghindari masalah-masalah dikemudian hari yang dapat mengakibatkan biaya operasional yang jauh lebih mahal lagi.
  4. Memperkecil resiko strategi, eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko untuk menderita kerugian cukup besar. Untuk itu strategi ini harus memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan-keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan/tidak atau mengambil alternatif-alternatif lainya sebelum suatu kerugian besar terjadi.
Penyusunan Strategi Eksplorasi
1. Penciutan daerah sebagai langkah strategi eksplorasi. Prinsip penciutan daerah adalah :
  • Penciutan dimulai dari daerah yang luas yang telah dipilih mempunyai peluang untuk diketemukan cebakan yang dicari.
  • Penciutan dilakukan secara progresif dengan memperkecil luas daerah yang diselidiki menjadi satu atau beberapa daerah yang terpisah-pisah yang mempunyai peluang lebih besar lagi dari pada daerah eksplorasi secara keseluruhan, yang disebut daerah prospektif atau daerah sasaran.
  • Penciutan berakhir dengan ditentukanya titik-titik yang sangat berpeluang untuk diketemukanya cebakan mineral dengan melakukan penyontohan pada singkapan, dengan sumuran/paritan atau dengan pemboran, yang disebut target atau prospek.
     Untuk menciutkan daerah ini harus didasarkan atas kriteria pemilihan berupa gejala-gejala geologi yang merupakan petunjuk akan kehadiran cebakan mineral atau sasaran geologi yang dicari.
2. Penentuan petunjuk geologi sebagai kriteria penciutan daerah. Ada 2 golongan kriteria pemilihan daerah yaitu :
  • Petunjuk geologi bersifat expresi dari cebakanya sendiri.
  • Petunjuk geologi yang bersifat pengendali geologi dan bersifat genetis.
     Kriteria pemilihan berupa expresi dari cebakanya sendiri tidak ada hubunganya dengan proses pembentukan dari cebakanya, tetapi merupakan hasil interaksi dari keberadaan cebakan itu terhadap lingkingan sekelilingnya terutama pada permukaan sehingga menghasilkan petunjuk pada permukaan, terutama merupakan gejala geomorfologi, seperti air terjun punggungan bukit yang tajam, dsb. Contohnya adalah ditemukanya lempung terbakar yang menyerupai tembikar berwarna merah yang merupakan petunjuk akan adanya lapisan batubara.

     Kriteria yang bersifat pengendali geologi adalah gejala geologi yang secara genetis keberadaanya merupakan syarat untuk terbentuknya cebakan yang bersangkutan. Petunjuk geologi ini dapat ditafsirkan dari proses geologi yang bertanggung jawab atas terbentuknya cebakan mineral tersebut (atau genesa dari cebakan) atau gejala geologi yang mengendalikan terjadinya cebakan itu. Sehingga berpeluang (favorable) untuk yang juga disebut kendali geologi. Kriteria pemilihan (petunjuk geologi) untuk setiap cebakan adalah berbeda bahkan untuk setiap daerah pun dapat berbeda.

3. Pemilihan metoda eksplorasi sebagai langkah strategi
  • Metoda harus efektif dapat mendeteksi petunjuk geologi yang telah ditentukan 
  • Metoda harus dipilih sesuai dengan luas daerah atau tahapanya.
  • Metoda harus dipilih dengan mempertimbangkan biaya.
4. Pengambilan keputusan pada evaluasi setiap tahap. Pada setiap saat harus dilakukan evaluasi hasil eksplorasi pada tahap :
  • Apakah model geologi yang dipakai sudah sesuai dengan keadaan geologi dilapangan?
  • Apakah ditemukan daerah lebih terperinci dengan probabilitas yang lebih tinggi untuk diketemukan objektif eksplorasi ini?
  • Sampai dimana ketidakcocokan model geologi yang dipakai dengan kenyataan
  1. Sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan untuk menghentikan kegiatan eksplorasi sebelum menghamburkan biaya dengan metoda yang lebih akurat tetapi sangat mahal seandainya probabilitasya menjadi kecil.
  2. Data yang dihasilkan merupakan feedback untuk memperbaiki model geologi yang dipakai sehingga dapat digunakan pada tahap berikutnya.
Strategi Eksplorasi Batubara


 Bekal yang harus dimiliki antara lain :
1. mamahami konsep tektonik dan macam-macam cekungan yang berpotensi
2. Memahami pergerakan tektonik/lempeng (geologi)
3. Memahami konsep sedimentology dalam kaitanya dengan sejarah tektonik

Penerapan Program Eksplorasi

Tahap pre exploration
1. Diasumsikan telah dilakukan study regional sehingga telah terindikasi cekungan dimana coal dearing formation itu berada
2. Diperlukan : 
  • Peta topografi
  • Peta geologi regional dan laporan geologi terdahulu
  •  Citra satelit (bila ada)
  • Peta-peta geofisika
  • Data bor (terdahulu/bor minyak)
  • Adanya singkapan batubara dari laporan terdahulu
3. Output yang diinginkan dari tahap ini antara lain ;
  • Jumlah seam batubara yang ada
  • Kualitas batubara
  • Variasi ketebalan batubara/kualitas batubara
  • Dippingnya, struktur geologinya
Tahap 1 - Regional Prospect area Assesment
✔ Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi geologi deposit dan mining section coal seam
✔ Biasanya dilakukan pemetaan pendahuluan, pemboran dengan jarak sekitar 4km, NQ size
✔ Metoda geofisika permukaan bisa diterapkan

Sasaran pada tahap ini antara lain :
✔ Menentukan statigrafi coal bearing formation
✔ Menentukan korelasi (kemenerusan lateral)
✔ Menentukan konfigurasi struktur secara regional
✔ Menentukan kualitas
✔ Rekomendasi metoda eksploitasi yang akan digunakan

Tahap 2 - Prospect Evaluation
Maksudnya untuk meningkatkan confidence level atas pengkajian cadangan, kualitas, kondisi mining (open cut), quantity OB untuk awal penambangan, rencana produksi dan study awal untuk cost+survey pasar.
  • Dilakukan pemboran (open hole dan core)+downhole logging, dengan spasi per 500 meter (untuk open cut) dan per 2km (untuk UG)
Tahap 3 - Detailed Evaluation
maksud dari tahap ini data dipersiapkan untuk penambangan awal dan design coal preparation plant (bila perlu), indikasi pasar dan pengunaan batubara.
✔ Dilakukan pemboran (core/non core + downhole logging) dengan jarak sekitar 250 m - 300 m.

Artikel Terkait : Metoda Menentukan Kadar Bijih Dalam Batuan

Tahap 4 - Mine Planning
✔ Kombinasi seluruh data eksplorasi yang didapatkan ditambahkan extra data untuk membuat detailed perencanaan tambang-preparation plant (bila diperlukan) - persiapan spesifikasi pasar.
✔  Extra data seperti ;
  • Data curah hujan (pengukuran selama eksplorasi/sekunder)
  • Data core OB dan geotechnic
  • Large diameter core mungkin diperlukan untuk persiapan pencucian batubara (bila diperlukan), Coke oventest (bila coking coal) blend (perlu cukup massa untuk pengujian tersebut digunakan large diameter core)
Tahap 5 - Penambangan
 Penambangan adalah puncak dari serangkaian kegiatan eksplorasi.

  
Tahap eksplorasi batubara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu 
  1. Survey tinjau, Survey tinjau merupakan tahap eksplorasi batubara yang paling awal dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. diantara kegiatan survey tinjau adalah study geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1:100.000
  2. Prospeksi, Maksud dari tahap ini untuk membatasi daerah sebaran endapan batubara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini diantaranya pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang statigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pecontoh, dan analisis. Metoda eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika bisa dipakai bila dianggap perlu.
  3. Eksplorasi pendahuluan ( Preliminary explorasion), tahap ini bermaksud mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi endapan batubara yng meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. kegiatan yang dilakukan antara lain pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampang (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan percontohan yang andal. pengkajian awal geoteknik dangeohidrologi mulai dapat dilakukan.
  4. Pksplorasi rinci, Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batubara secara lebih rinci. kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan percontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan geoteknik. pada tahap ini perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan pada batubara, batuan, air dan lainya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang diajukan.
     Tujuan dari penyelidikan geologi adlah untuk mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk , sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan batubara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukanya investasi.
     Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumberdaya batubara yang dihasilkan. Perhitungan sumber daya batubara dilakukan dengan berbagai metode diantaranya poligon, penampang, isopach, inverse, geostatistik, dan lain-lain. 
Alur Kegiatan Eksplorasi

0 komentar: