Geologi, Proses-Proses Dan Perubahan Bentang Alam

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukanya di alam semesta serta sejarah perkembanganya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.

Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuanyang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.

Baca Juga : Konsep Dan Tahapan Eksplorasi    
                     GeoteknikTambang     
                     Air Asam Tambang (AAT)

Lapisan  Bumi

Proses - Proses Geologi dan Perubahan Bentang Alam

Proses - proses geologi adalahsemua aktivitas yang terjadi dibumi baik yang berasal dar dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan aktivitas vulkanisme, sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja dipermukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan wass-wasting serta sedimentasi. Gaya endogen maupun oksogen merupakan gaya-gaya yang memberi andil terhadap perubahan bentuk bentang alam (lanscape) yang ada dipermukaan bumi. pada gambar dibawah disajikan suatu bagan yang memperlihatkan proses-proses geologi (endogen & eksogen) sebagai agen dalam perubahan bentuk bentang alam.
Gambar 1
Proses-proses geologi (proses endogenik dan proses eksogenik) dan perubahan bentang alam

✂ Gaya endogen
     Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari dalam bumi dapat berupa gempabumi, magmatisme, orogenesa dan epirogenesa. aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat menghasilkan gempabumi, pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas gunung api (volcanism). Aktivitas magmatis adalah segala aktivitas magma yang berasal dari dalam bumi. Pada hakekatnya aktivitas magmatis dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan lempeng baik secara convergent, divergent dan atau transform. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi dipematang tengah samudera adalah salah satu contoh dari aktivitas makma, sedangkan pembentukan gunungapi dikepulauan hawai adalah contoh lain dari aktivitas magma yang terjadi disepanjang batas lempeng(transform). Produk dari aktivitas magma dapat menghasilkan batuan beku, baik batuan beku intrusive dan batuan beku ekstrusive.

✂ Bentangan Alam Endogen
     Bentangan alam endogen adalah bentangan alam yang proses pembentukanya dikontrol oleh gaya-gaya endogen, seperti aktivitas gunung api, aktivitas magma dan aktivitas tektonik (perlipatan dan patahan). Bentuk bentang alam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-bentuk bentang alam endogen antara lain adalah

► Bentang alam struktural (structural/tektonic landforms)
     Bentang alam struktural adalah bentangalam yang proses pembentukanya dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan. gambar 2 dibawah adalah blok diagram dari suatu patahan sesar mendatar yang menghasilkan bentuk-bentuk bentang alam antara lain gawir, bukit tertekan (pressure ridge), sag basin, shutter ridge, dan offset river.
Gambar 2
Blok diagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi didaerah patahan khususnya diwilayah yang terkena sesar mendatar (strike slip fault) antara lain gawir, bukir tertekan (pressure ridge), sag basin, shutter ridge dan offset river.

1. Morfologi Escarpments (Morfologi Gawir Sesar)
Morfologi escarpments (gawir sesar) adalah bentangan alam yang berbentuk bukit dimana salah satu lerengnya merupakan bidang sesar, morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh bukit yang memanjang dengan perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian bukit. Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar mendatar, pergeseran memungkinkan salah satu bagian bergerak ke arah atas terhadap bagian lainya yang kemudian  membentuk gawir. Pada gambar 3 dibawah diperlihatkan salah satu bentuk gawir sesar yang ada di wilayah "ower valley" dan sesar ini terbentuk bersamaan dengan terjadinya gempabumi pada tahun 1872. Tampak pada gambar, bagian depan berupa dataran dan latar belakang berupa gawir dengan endapan talus yang diendapkan didepan bidang sesar.

2. Morfologi Pressure Ridge (Morfologi Bukit Tertekan)
Morfologi "Pressure Ridge" (Bentang alam) Bukit Tertekan) adalah bentang alam yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang  patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas (gambar 4)
Gambar 3
Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) yang berupa bukit dengan lereng sebagai bidang sesar dan dicirikan oleh perbedaan relief yang cukup ektrim antara dataran dan perbukitan.
Gambar 4
Morfologi presure ridges (bukit tertekan) yang berupa bukit hasil dari penganggkatan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja disepanjang patahan

3. Morfologi "sag basin" (Morfologi cekungan kantong)
Morfologi sag basin adalah bentangan alam yang terbentuk dari hasil dari pergeseran sesar mendatar (strike slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan pasanganya (gambar 5) Morfologi "sag basin" merupakan pasangan dari morfologi "pressure ridge" dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.

4. Morfologi "Shutter Ridge" (Morfologi Bukit Terpotong
Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar (gambar 6). Shutter ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan bagian  permukaan yang lebih rendah. Perbedaan relief ini disebabkan oleh pergeseran yan terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai.
Gambar 5
Morfologi sag basin yang dicirikan oleh bentangan yang berbentuk cekungan dan merupakan bagian dari suatu pasangan sesar mendatar.
Gambar 6.
Morfologi Shutter ridges (bukit terpotong) yang memperlihatkan bagian batuan yang terangkat kearah atas membentuk morfologi bukit

5. Morfologi "Stream Offet" (Morfologi Sungai Sigsag)
Morfologi Stream offset adalah bentangan saungai yang arah aliranya berbelok secara tiba-tiba mengikuti arah-arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang  patahan mendatar (Gambar 7). Bentuk sungai yang membelok secara sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit (shutter ridges) dari pergeseran lateral suatu sesar mendatar seperti sesar yang terdapat pada sesar San Andreas di Amerika Serikat.
Gambar 7
Morfologi Sungai sigsag 

6. Morfologi "Folding Mountain" (Morfologi Berbukitan Lipatan)
Morfologi Perbukitan Lipatan adalah bentuk bentang alam yang tersusun oleh batuan sedimen yang terlipat membentuk struktur antiklin dan sinklin. Morfologi perbukitan lipatan dicirikan oleh susunan perbukitan dan lembah-lembah yang berpola sejajar. Genesa pembentukan morfologi perbukitan lipatan adalah gaya tektonik yang terjadi pada suatu cekungan sedimen.
Gambar 8
Morfologi berbukitan lipatan

7. Morfologi "Anticlinal Ridges" (Morfologi Bukit Antiklin)
Morfologi bukit antiklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit dimana litologi penyusunya telah mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin (gambar 9). Morfologi bukit antiklin umumnya dijumpai didaerah-daerah cekungan sedimen yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Morfologi bukit antiklin. Jenera geomorfik "Bukit Antiklin" diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik muda, artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi/denudasi) yang terjadi pada satuan morfologi ini belum sampai merubah bentuk awalnya yang berupa bukit.
Morfologi Bukit antiklin

8. Morfologi "anticlinal Valleys" (Morfologi Lembah Antiklin)
Morfologi lembah antiklin adalah bentangalam yang berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukit tersusun dari batuan sedimen yang berstruktur antiklin (gambar 10). Jentera geomorfik "Lembah Antiklin" dapat diklasifikasikan kedalam jenera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi, dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk "Bukit " berubah menjadi "lembah".
Gambar 10
Morfologi Lembah Antiklin

9. Morfologi Synclinal Ridges (Morfologi Bukit Sinklin)
Morfologi Bukit sinklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen yang membentuk struktur sinklin (gambar 11). Jentera geomorfik "bukit sinklin" diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk "lembah" berubah menjasi bukit. morfologi bukit sinklin dalam geomorfologi dikenal sebagai "reverse topografic" (topografi terbalik).
Gambar 11
Morfologi Bukit Sinklin

10. Morfologi "Syndinal Valleys" (Morfologi Lembah Sinklin)
Morfologi lembah sinklin adalah bentangalam yang berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen dengan struktur sinklin (Gambar 12). Jentera Geomorfik satuan geomorfologi lembah sinklin dapat digolongkan kedalam jentera geomorfik muda artinya bahwa proses-proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) belum sampai merubah bentuk aslinya yang berupa "lembah" menajdi bentuk "bukit".
Gambar 12
Morfologi Lembah Sinklin

11. Morfologi Plateau
Morfologi Plateau adalah bentangalam yang bentuknya menyerupai meja berelief tinggi dengan struktur batuan yang horizontal (Gambar 13). Morfologi plateau umumnya dijumpai didaerah yang kondisi geologinya relatif stabil atau relatif kecil terhadap pengaruh tektonik, sehingga perlapisan batuanya relatif horizontal, Adanya proses pengangkatan (epirogenesa) yang idak berakibat pada terlipatnya batuan dan diikuti proses erosi/denudari yang intensif sehingga berbentuk suatu datran yang tinggi dibandingkan dengan bagian lainya.
Berdasarkan genetiknya, plateau, mesa dan bute adalah bentuk bentang alam yang proses pembentukanya sama dan dibedakan berdasarkan ukuranya (dimensinya), dimana plateau berukuran luas, mesa dengan ukuran yang relatif lebih kecil sedangkan bute merupakan bagian yang terkecil dan dikenal dengan sisa-sisa dari bentangalam mesa.
Gambar 13
Morfologi Plateau

12. Morfologi "Hogbag" (Morfologi Hogbag)
Morfologi hogbag adalah bentang alam yang berbentuk bukit yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan dan mempunyai kemiringan lapisan yang lebih besar 45⁰, Morfologi hogbag terjadi karena sesar/patahan yang memotong searah bidang perlapisan.
Gambar 14
Morfologi hogbag

13. Morfologi mesa
Morfologi mesa adalah bentang alam yang berbentukdataran dan proses kejadianya dikontrol oleh struktur perlapisan mendatar dengan elevasi yang lebih tinggi dari sekitarnya. Morfologi mesa juga dijumpai didaerah yang kondisi geologinya relatif stabil atau pengaruh tektoniknya relatif kecil, sehingga pada saat terjadi pengangkatan perlapisan batuan tetap horizontal. bentuk bentangalam nya sama dengan bentang alam plateau dan dibedakan berdasarkan ukuranya yang relatif lebih kecil.

14. Morfologi "Monodinal redges" (Morfologi bukit monoklin)
Morfologi bukit monoklin adalah bentangalam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen dengan arah kemiringan yang seragam. Morfologi bukit monoklin dapat berupa bagian sayap dari suatu lipatan antiklin atau sinklin.
Gambar 15
Morfologi Mesa (kiri) Morfologi monodinal (kanan)

15. Morfologi Block faulting ridges (morfologi perbukitan patahan)
Morfologi perbukitan patahan adalah bentuk bentangalam yang terdiri dari bukit-bukit yang dibatasi oleh bidang-bidang patahan (gawir sesar). Genesa pembentukan bukit patahan dikontrol oleh struktur patahan.

16. Morfologi graben (Amblesan) dan Horst (Tonjolan)
Morfologi graben (amblesan) adalah bentangalam yang berbentuk depresi dipisahkan dengan morfologi lainya oleh bidang patahan. Morfologi horst (tonjolan) adalah bentang alam yang berbentuk bukit, merupakan bagian yang menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dibatasi oleh bidang sesar.
Gambar 16
Morfologi block faulting (kiri), morfologi hors dan graben (kanan)

17. Morfologi Intrusi (Morfologi Intrusive)
Morfologi intrusi (intrusive landforms) adalah bentangalam berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya dikontrol oleh aktivitas magma. Bukit intrusi pada awalnya dapat berada dibawah permukaan bumi, namun seiring dengan berjalanya waktu oleh rposes endogenik (pelapukan dan erosi) maka bagian tanah yang menutupi tubuh batuan intrusi akan terosesi sedangkan tubuh batuan yang lebih resisten hanya mengalami erosi yang tidak signifikan. Proses endogeniknya pada akhirnya akan menyisakan tubuh batuan beku yang berbentuk morfologi yang lebih menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Gambar 17
Bentang alam / morfologi "intrusive landform"

Bentang Alam Gunung Api

Bentang alam gunung api (Volcanic Land forms) adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitas gunung api. Bagian-bagian dari morfologi gunung api sebagai berikut :

1. Volcanic Landforms (Morfologi Gunungapi)
Morfologi gunung api adalah bentang alam gunung api yang proses terbentukanya dikontrol oleh aktivitas gunung api. Bentuk-bentuk bentang alam gunung api dapat dikelompokan berdasarkan pada tipe/jenis magmanya (magma basa, magma intermediate, magma asam) serta jenis maerial yang dikeluarkanya (lava atau piroklastik)

Morfologi gunung api strato adalah bentang alam gunung api yang berbentuk kerucut dan disusun oleh perulangan dari material piroklastik dan lava. Adapun jenis magma yang membentuk gunung api strato pada umumnya berupa magma yang berkomposisi intermedier.

Morfologi Gunung api perisai adalah bentang alam gunung api yang bentuknya menyerupai perisai dan biasanya tersusun oleh lava yang berkomposisi basaltis.  Karena magma basa yang bersifat encer maka ketika magma tersebut keluar melaui pusat erupsinya akan tersebar kesegala arah membentuk bentuk menyerupai perisai. Gunung api tipe perisai banyak dijumpai dikepulauan Hawaii, Amerika dan saat erupsi aliran lavanya bisa mencapai hingga puluhan kilometer.
Gambar 18
Morfologi Gunung api Strato / Strato volcano (kiri), Morfologi Gununapi Perisai / Shield Volcano (kanan)

2. Volcanic Footslope landforms (Morfologi kaki gunung api)
Morfologi kaki gunungapi adalah bentang alam gunungapi yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh gunungapi. pada umumnya suatu tubuh gunung api dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepundan gunungapi, badan/kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi

3. Crater Landforms (Kawah gunungapi)
Morfologi kawah adalah bentang alam gunungapi yang berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika terjadi erupsi.
Gambar 19
Morfologi kaki gunungapi (kiri), Morfologi kawah gunungapi (kanan)

4. Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunungapi)
Morfologi Kaldera adalah bentang alam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe explosive yang mengakibatkan bagian kepundanya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadang kala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau. Contoh uang paling klasik kaldera di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatera Utara.

5. Volcanic-neck Landforms (Morfologi jenjang gunungapi)
Morfologi jenjang gunungapi adalah bentang alam yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.
Gambar 20
Morfologi Kaldera /Kaldera Landform (Kiri), Morfologi Jenjang Gunungapi (kanan)

6. Parasitic Cone Landforms (Morfologi Gunung Parasit)
Morfologi gunung parasit (parasic cones) adalah bentang alam yang berbentuk kerucut yang keberadaanya menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai anak gunungapi.

7. Lava Plug Landforms (Morfologi Sumbat Lava)
Sumbat lava (lavaplug) adalah bentang alam yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava yang membeku pada lubang kepundan.
Gambar 21
Morfologi kerucut gunungapi (kiri), Morfologi sumbat lava (kanan)

8. Morfologi Maar
Morfologi maar adalah bentang alam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi preatomatik, letusanya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan magma. Ciri dari morfologi maar pada umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau kawah yang dangkal.

9. Volcanik Remant Landforms (Morfologi sisa Gunungapi)
Sisa gunung api (Volcanic remant) adalah sisa-sisa dari suatu gunung api yang telah mengalami proses denudasi.
Gambar 22
Morfologi maar (kiri), Morfologi sisa gunungapi (kanan)

Gaya Eksogen

Gaya eksogen adalah gaya yang dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya tarik bumi (gravitasi). Adapun proses-proses yang dipengaruhi oleh gaya eksogen adalah pelapukan, erosi, was wasting dan sedimentasi.

Pelapukan
Pelapukan adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-mineral penyusun batuan. Pelapukan dapat melibatkan proses mekanis (pelapukan mekanis), aktivitas kimiawi (pelapukan kimia), dan aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan pelapukan organis.

  • Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa bagian yang lebih kecil atau partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari proses pelapukan mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air), dalam batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture), proses hidrasi, dan eksfoliasi (pelepasan tekanan pada batuan karena perubahan tekanan).
    Gambar 23
    Pelapukan Mekanis
  • Pelapukan kimiawi (proses dekomposisi atau proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya batuan memalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral -mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit, air merupakan agen yang sangat penting dalam terjadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang ( speriodal weathering) pada batuan.
    Gambar 24
    Pelapukan Kimiawi
  • Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan dan aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation), termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui proses leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.
    Gambar 25
    Pelapukan Organis
Gambar 26
Pengelupasan (Exfoliation)

Hasil dari  ketiga jenis pelapukan di atas dikenal sebagai soil (tanah). Oleh karena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka berbagai jenis tanah, seperti andosol, lotosol atau laterit tergantung pada jenis batuan asalnya. Gambar 26 memperlihatkan proses pelapukan baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh perubahan temperatur panas, dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan menyebabkan batuan induk mengalami desintegrasi (perombakan) menjadi bagian yang lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam, kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina, mineral silika akan menghasilkan lapisan-lapisan lempung (tabel 1).
Gambar 27
Proses pelapukan mekanis dan kimiawi pada batuan induk menjadi tanah
Tabel 1
Produk pelapukan mineral pembentuk batuan

Erosi
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan (pelapukan) dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan proses erosi kimia disebut dengan corrosion. Agen dari proses erosi adalah gaya gravitasi, air, es dan angin. Berdasarkan bentuk dan ukuranya erosi dapat dibagi menjadi 5 (lima) yaitu :

  1. Erosi alur (rill erosion), adalah proses pengikisan yang terjadi pada permukaan tanah (terain) yang disebabkan oleh hasil kerja air berbentuk alur-alur dengan ukuran berkisar antara beberapa milimeter hingga centimeter. pada dasarnya erosi alu merupakan tahap awal dari hasil erosi air yang mengikis permukaan tanah (terrain) membentuk alur-alur sebagai tempat mengalirnya air. Pada perkembanganya erosi alur akan berkembang menjadi erosi ravine.
    Erosi Alur ( Riil Erosion)

    Erosi Alur (Riil Erosion)
  2. Erosi Berlembar (Sheet Erosion), adalah proses pengikisan air yang terjadi pada permukaan tanah yang searah dengan bidang permukaan tanah, biasanya terjadi pada lereng-lereng bukit yang vegetasinya jarang atau gundul.
    Erosi Lembar

    Erosi Lembar
  3. Erosi drainase (revine erosion), adalah proses pengikisan yang disebabkan oleh kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang membentuk saluran-saluran dengan lembah-lembah saluranya berukuran antara beberapa centimeter hingga satu meter.
    Erosi drainase

    Eosi drainase
  4. Erosi Saluran (gully erosion), adalah erosi yang disebabkan oleh hasil kerja air pada permukaan tanah membentuk saluran-saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 meter hingga beberapa meter.
    Erosi Saluran

    Erosi Saluran
  5. Erosi Lembah (Valley erosion), adalah proses dari kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang berbentuk saluran-saluran dengan ukuran lebarnya diatas sepuluh meter.
    Erosi Lembah

    Erosi Lembah
Mass Wasting
Mass wasting pada dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity) memalui proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran (flows), rebah (topples), dan jatuhan (falls). Mass wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan terutama di lereng benua. Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler dari mass wasting.

Hasil pelapukan batuan yang berada di puncak puncak bukit akan tertransport sebagai debris ke arah kaki bukit, sedangkan air sungai bertindak sebagai ban berjalan yang membawa material hasil pelapukan menjauh dari sumbernya. Walaupun sepanjang perjalananya material hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air sungai kadang-kadang berhenti untuk sementara waktu, namun pada akhirnya material tersebut akan diendapkan di tempat terakhir, yaitu dilaut.
Mass wasting tipe Slumping

Mass wasting tipe jatuhan

Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es/glatser disuatu cekungan. Delta yang terdapat dimulut-mulut sungai adalah hasil dari proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan sand dunes yang terdapat di gurun-gurun dan tepi pantai adalah hasil dari pengendapan meterial-material yang diangkut oleh angin.
Hasil sedimentasi pada aliran sungai

Hasil sedimentasi yang terjadi di pantai

Bentang alam yang ada saat ini adalah hasil dari proses proses geologi yang terjadi dimasa lampau. Pada saat ini proses-proses geologi (endogenik dan eksogenik) tetap berlangsung dan secara perlahan dan pasti akan merubah bentuk bentang alam yang ada pada saat ini. Proses-proses eksogen yang terjadi dipermukaan bumi dapat dikelompokan berdasarkan agen/media yang mempengaruhinya, yaitu air, angin, gletser dan iklim.

0 komentar: