Air Asam Tambang (AAT) Dan Penangananya

     Pembentukan Air Asam Tambang (AAT) atau "Acid Mine Drainage (AMD)" atau "acid Rock Drainage(ARD) terbentuk saat mineral sulfida (mineral belerang) yang ada pada betuan terpapar selama penambangan dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebebakan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Proses ini menghasilkan air ber pH rendah berpotensi melarutkan logam-logam berat dari batuan dilaluinya. Hasil reaksi kimia ini beserta air yang bersifat asam dapat keluar dari sifat asalnya jika terdapat air pengelontor yang cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang dapat keluar dari sumbernya inilah yang lazim disebut dengan istilah Air Asam Tambang (AAT).

Air Asam Tambang (AAT)


Artikel Terkait : Pertambangan Batubara    
                             Proses-proses geologi dan perubahan bentang alam     
                             Batuan-batuan dibumi  

Air asam tambang adalah air asam yang keluar akibat penambangan, untuk membedakan air asam akibat kegiatan lain seperti penggalian untuk membangaun fondasi bangunan, pembuatan tambank dan sebagainya. Pirit merupakan mineral sulfida yang umum ditemukan pada kegiatan penambangan terutama batubara. Terbentuknya air asam tambang dengan ciri Ph rendah, konsentrasi logam terlarut tinggi, Nilai acidity tinggi, nilai sulfat tinggi, dan konsentrasi O₂ rendah. Jika air asam tambang keluar dai tempat terbentuknya dan mengallir kelingkungan umum maka faktor lingkungan akan mempengaruhi

Sumber Air Asam Tambang (AAT)

     Sumber air asam tambang adalah dari pertambangan terbuka terutama pada tambang batu bara, yamg memilikai resiko terpapar oleh air hujan sehingga berpotensi sangat besar untuk menjadi tempat terbentuknya Air asam tambang.
 Berikut beberapa mineral sulfida yang beroksidasi dan menimbulkan Air Asam Tambang (AAT)
Mineral sulfida yang menimbulkan Air Asam Tambang (AAT)

Pencegahan terbentuknya Air Asam Tambang (AAT)

     Salah satu upaya pencegahan terbentuknya Air Asam Tambang (AAT) adalah dengan pembangunan lapisan penutup material reaktif, umumnya dikenal sebagai Potentially Acid Forming (PAF) material, dengan material yang tidak reaktif, Non Acid Forming(NAF) material, tanah atau material alternative seperti Geosyntetic Clay Liner (GCL). Lapisan ini dikenal juga dengan sebutan dry cover system. Tujuan dari pembangaunan lapisan ini adalah untuk mengurangai difusi oksigen dan infiltrasi air, sebagai faktor penting dalam proses oksidasi mineral sulphida. Selain itu, sistem pelapisan ini juga diharapkan dapat tahan terhadap erosi dan mendukung upaya revegetasi lahan penimbunan material.

Penanganan Air Asam Tambang

     Pengolahan air asam tambang harus dilakukan sebelum air tersebut dibuang kebadan air, sehingga nantinya tidak mencemari perairan di sekitar lokasi tambang. Pengolahan air asam dapat dilakukan dengan cara penetralan. Penetralan air asam dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti :
  • limestone (calcium carbonat)/ batu gamping telah digunakan berpuluh-puluh tahun untuk menaikan Ph dan mengendapkan logam didalam air asam. Penggunaan limestone merupakan penanganan yang termurah, teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia, kekurangan dari limestone ini mempunyai keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan limestone terlapisi.
  • Hydrate Lime (Calcium Hydroxide), adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk menetralkan air asam, hydrated lime sangat efektif dari segi biaya dalam sangat besar dan keadaan acidity yang tinggi, bubuk hydrated lime adalah hydrophobic, begitu lama pencampuran diperlukan untuk membuat hydrated lime dapat larut dalam air. Hydrated lime mempunyai batasan keefektifan dalam beberapa tempat dimana suatu pH yang sangat tinggi diperlukan untuk mengubah logam seperti mangan.
  • Caustic Soda (Sodium Hydroxide), merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering dicoba lebih jauh (tidak mempunyai sifatkelistrikan), kondisi aliran yang rendah caustic menaikan pH air dengan sangat cepat, sangat mudah larut dan digunakan dimana kandungan mangan merupakan suatu masalah. Penggunaanya sangat sederhana, yaitu dengan cara meneteskan cairan caustic kedalam air asam, karena kelarutanya akan menyebar didalam air. Kekurangan utama dari penggunaan cairan caustic untuk penanganan air asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam penangananya, penggunaan caustic padat lebih  murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.
  • Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate), biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan besi yang rendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya berdasar pemakaian sebuah kotak atau tong dengan air masuk dan buangan.
  • Anhydrous Ammoni, digunakan dalam beberapa cara untuk menetralkan acidity dan untuk mengendapkan logam-logam didalam air asam, ammonia diinjeksikan kedalam kolamatau kedalam inlet seperti uap air, kelarutan tinggi, rekasi sangat cepat dan dapat menaikan pH Amminia memerlukan asam (H+) dan juga membentuk ion hydrocyl (OH-) yang dapat bereaksi dengan logam-logam membentuk endapan. Injeksi ammonia sebaiknya dekat dengan dasar kolam atau air inlet, karena ammonia lebih ringan dari pada air dan naik kepermukaan, ammonia efektif untuk membersihkan mangan yang terjadi pada pH 9,5.
  • Pengunaan Tawas sebagai bahan Koagulan, air asam dalam kegiatan pertambangan juga bisa dipastikan akan memilikai kekeruhan yang sangat tinggi, oleh karena itu untuk menurunkan kekeruhanya dapat menggunakan bahan kimia seperti alum atau dikenal dengan tawas (AI2SO₄)₃. Tawas merupakan bahan kaogulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran serta mudah pentimpananya. Jumlah pemakaian tawas tergantung pada turbidity (kekeruhan air). semakin tinggi tubidity maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8 - 7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas..

0 komentar: