Latar Belakang Dan Rancangan Tambang Bawah Tanah

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau batu bara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan alam terbuka.


  1. Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka.
  2. Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah.
  3. Daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung.
  4. Penambangan dengan system tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada disekitar penambangan.
Bagan alir proses rancangan penggalian bawah tanah (Mahtab, Grasso, 1992)
Metoda- metoda yang dipakai pada system tambang bawah tanah :
  1. Metode tak disengaja (open stope methode) adalah suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau filling dalam menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall. penyangga pada dinding dilakukan dengan pilar - pilar dan baut batuan digunakan untuk penyanggaan local.
  • Open stope dengan openhand stoping. - Pada metoda ini bagian level bawah dihubungkan dengan raise dan penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga terbentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri. bijih lepas kemudian ditarik setahap demi setahap sampai mencapai raise. selanjutnya dijatuhkan kelevel drive dibawahnya. jadi bijih ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju haulage drive secara grafitasi sehingga meminimumkan transportasi mekanikal.
  • Open stope dengan overhand stoping. - Overhand stop secara praktis berlawanan dengan underhand stoping yaitu tempat pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijihyang akan ditambang. bijih ditambang selapis demi selapis dan memungkinkan bijih lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih atau timbermat.
  • Open stope dengan breast stoping (stope and pillar).- pada metoda ini pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana kondisi ini tidak memungkinkan dilakukan dari atas kebawah. Penyangga atap(roof) pada breast stoping biasanya secara permanent atau semi permanent pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri. Untuk cebakan yang lebih tebal maka bijih ditambang secara berjenjang metode ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 3 m. pillar yang dibuat kadang-kadang diperkuat dengan semen sekelilingnya. pada cebakan yang datar dengan ketebalan kurang dari 4-5m, metoda dilakukan dengan menggali bijih sehingga terbentuk "wide diift" dan secara sistematis dengan interval teratur ditinggalkan bijih sebagai pillar.
  • Sub level stoping. - Pada metoda ini blok bijih dibagi sepanjangjerus cebakan, diantara 2 buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pilar. ketinggian stope dibatasi oleh kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet.
       2.Stope dengan penyanggaan batuan (supported)
  • Cut and fill stoping. - Metoda ini sebagaimana namanya menerapkan urutan kerja dimana bijih diambil dalam potongan yang sejajar dan setiap potongan yang telah diambil dilakuka pengisian dengan waste fill dalam stope sehingga menyisakan ketinggian ruang yang mencukupi untuk melakukan pemboran bijih, material filling digunakan sebagai tempat berpijak, apabila bijih tealh diledakna dan diambil, maka timbered chute dan manway diperpanjang, sebelum dilakukan kegiatan filling dilakukan untuk mengisi ruang yang terbentuk. pada Cut and fill stoping dilakukan secara horizontal atau miring. bagian punggung akan lebih mudah disanggan pada stoping horizontal dibanding dengan stoping miring. material filling sering kali berupa waste rock dari kegiatan development dan eksplorasi sekitar tambang kemudian ditumpah kan melalui rise mengarah ke stope yang akan diisi mill tailing merupakan salah satu sumber material filling terbaik untuk mengisi stope. apabila tailing ini dikentalkan menjadi sekitar 70% kepadatan maka tailing ini dapat dibawa melalui pipa dan ditumpahkan kedalam stope untuk mengangkat kekuatan material pengisi, maka dapat ditambahkan semen. 
  • Shrinkage stoping. - Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50"-90"(sleeply). metoda ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metoda overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. mengingat bijih akan mengembang bila dihancurkan maka sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup bagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap. apabila bijihnya lemah maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih ddiambil secara keseluruhan membentuk stope yang kosong dalam kasus ini membentuk open stope atau metoda shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan dan hal ini tidak diinginkan maka stope dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya , dalam kasus ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill. Development yang dilakukan mirip dengan sublevel penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah keatas melalui suatu manway dibuat dekat pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.
  • Square - set stoping. - Pada metoda ini bekas penambangan secara sistematis disangga dengan timbering. Fungsi utamadari suatu square set adalah sebagai penyangga sementara terhadap dinding dan atap satu suatu daerah bekas peledakan dan sebagai jalan masuk kedaerah kerja.
  • Stull Stoping. - Stul stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand. dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan melintang pada stope. stull dipasang pada geometri yang sistematis berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih membentuk corong dan manwaylining dan sebagai penyangga lekat.

Diagram rancangan untuk pertambangan dan terowongan (Bieniawski)

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada rancangan rekayasa batuan dapat dianggap selesai sebelum konstruksi selesai semuanya.
Tahapan perencanaan pembuatan terowongan (Bieniawski, 1984)
  1. Pengumpulan data awal
  2. Study kelayakan
  3. Karakterisasi lokasi teknik
  4. Analisis stabilitas
  5. Rancangan akhir dan konstruksi ( Umpan balik ke study kelayakan )
 1. Pengumpulan data awal
Diagram pengumpulan data awal
Diagram study kelayakan

Diagram tahap karakteristik terinci
Tahap analisis kestabilan
Tahap rancangan akhir dan konstruksi

Sekian Sedikit pembahasan Latar Belakang PemilihanTambang Bawah Tanah.
Semoga bermanfaat.

Baca Juga artikel Terkait : Metode Penambangan

3 komentar:

Adan S.Ramadhani said...

saya sangat senang menemukan blog anda, sebagai mahasiswa pertambangan tentu isi blog anda sangat membantu bagi rekan-rekan mahasiswa yang lain terutama ilmu yang anda sharingkan melalui wadah blog, saya ucapkan terima kasih banyak,
tetap ngeblog

Unknown said...

terimakasih banyak.....isi blognya bermanfaat sekali....
salam kenal.....

teranus said...

sangat membantu saya bung terima kasih
sangat bermanfaat